KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
ALLAH SWT atas segala rahmat, hidayat serta karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Kesehatan
Reproduksi yang membahas Infeksi Menular Seksual.
Dalam penyusunan makalah ini, kami
mengalami banyak kendala.Namun berkat kerjasama dari kelompok kami, makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, meskipun demikian kami
berkeyakinan bahwa diantara yang buruk/ kurang, tentu ada sekelumit kecil yang
berguna, maka dengan kerendahan hati, kami memberanikan diri menyajikan makalah
ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga diharap tujuan penulisan makalah
ini dapat tercapai.
Amin.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
..................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI
............................................................................................................. iii
ISI
A. Pengertian
IMS.................................................................................................
B. Jenis-jenis
IMS.................................................................................................
1.
Gonore
2.
Sifilis
3.
Herpes
genetalia
4.
Trikomonas
vaginal
5.
Klamidia
6.
Condiluma
akuminata
7.
Candidiasis
8.
Kutu
pubis
9.
Hepatitis
B
10. AIDS
C. Pencegahan
IMS yang salah..............................................................................
D.
Penanganan
timbulnya gejala IMS....................................................................
E.
Peran
tenaga kesehatan
PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 12
INFEKSI
MENULAR SEKSUAL
A.
PENGERTIAN
IMS
(infeksi menular seksual) adalah golongan penyakit menular atau penyakit
infeksi yang di tularkan terutama dengan cara hubungan seksual melaui penis,
vagina, anal,dan oral. Penularan
IMS juga dapat terjadi dengan cara lain, yaitu melalui transfusi darah dengan
darah yang sudah terinfeksi HIV, saling bertukar jarum suntik pada pemakaian
narkoba, tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja atau tidak
sengaja, menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril, penggunaan
alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan menyisakan
darah pada alat). Bisa juga di tularkan pada bayi saat ibu hamil, melahirkan
ataupun menyusui.
IMS
ini dapat disebabkan oleh adanya suatu virus, bakteri atau parasit jamur. Ims jika tidak di tangani secara cepat dapat
menimbulkan efek samping yang berbahaya atau fatal. Efek sampingnya yaitu dapat
berupa kemandulan pada pria maupun wanita yang di sebabkan oleh penyebaran
infeksi pada alat kelamin bagian dalam, seperti Gonore dan klamidia,
menyebabkan kematian pada kasus seperti AIDS, Sifilis, dan Hepatitis,
menyebabkan kanker dan penyebab penyakit yang selalu kambuh seperti herpes
genetalis dan kondulima akuminata, selain itu juga pada ibu yang sedang hamil
dan saat itu terkena IMS hal itu bisa menularkan pada bayi yang sedang di
kandungnya, dan akan menyebabkan bayi tersebut lahir cacat, lahir muda, atau bahkan lahir mati.
Orang-orang
yang beresiko tertular IMS yaitu orang-orang sebagai berikut:
1. Setiap
orang yang melakukan hubungan seksual dengan seorang (pria atau wanita) yang
mengidap IMS tanpa menggunakan alat
pelindung seperti kondom, dapat tertular IMS. Resiko tertular IMS lebih
besar bila seseorang sering-sering berganti pasangan seksual.
2. Setiap
orang yang mendapat transfusi darah tanpa prosedur pemeriksaan terhadap IMS,
karena IMS dapat ditularkan melalui
transfusi darah, contohnya : Sifilis, Hepatitis
3. Bayi
yang di lahirkan oleh ibu yang mengidap IMS
Adapun
gejala-gejala umum yang biasa timbul
pada penderita IMS:
1. Keluarnya
cairan yang tidak normal dari saluran kencing atau liang senggama (keputihan
yang banyak, berbau amis, berwarna putih kekuning-kuningan atau putih
kehijauan)
2. Rasa
nyeri pada saat kencing atau saat berhubungan seksual.
4. Rasa
gatal pada alat kelamin atau sekitarnya.
5. Lecet,
atau luka kecil disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening.
6. Perubahan
warna kulit dan mata menjadi kuning, hati membesar, pada Hepatitis B/C.
7. Radang
mata pada bayi.
Sebagian orang yakin bahwa IMS bukanlah
merupakan penyakit yang serius, sebab IMS dapat dengan mudah di cegah dan
disembuhkan dengan suntikan atau makan kapsul penisilin. Ini adalah keyakinan
yang salah, sebab tidak semua IMS dapat di obati dan di cegah dengan cara ini.
IMS yang disebabkan kuman bukan virus dapat disembuhkan, sedangkan yang
disebabkan oleh virus akan lebih sulit disembuhkan. Untuk itu perlu adanya
kesadaran untuk mencegah IMS, cara yang paling evektif adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual dengan
pasangan yang terkena IMS tanpa pengaman seperti kondom, pemeriksaan IMS secara
dini dianjurkan bagi mereka yang pernah atau mempunyai perilaku seksual yang
tidak aman, selain itu ada cara yang paling mudah yaitu dengan selalu menjaga
kebersihan alat kelamin masing-masing.
IMS banyak jenisnya, yang termasuk
infeksi menular seksual diantaranya Gonore (GO )/ kencing nanah, Sifilis (raja
singa), Herpes Genitalis, Trikomonas Vaginalis/keputihan berbau busuk,
Klamidia, Condulima Akuminata(jengger ayam), Candidiasis, Kutu Pubis, Hepatitis
B, HIV/AIDS.
B. JENIS-JENIS
IMS
1. GONORE
(GO)/KENCING NANAH
Gonore adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi
lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih
mata(konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh
lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita,gonore bisa naik ke saluran
kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul
dan gangguan reproduksi.
a. Gejala
Pada
pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi.
Gejalanya berawal dari rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis.
Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang penis tampak merah dan membengkak.
Gejalanya berawal dari rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis.
Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang penis tampak merah dan membengkak.
Sedangkan
pada wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita
wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau bulan,
dan diketahui menderita penyakit ini hanya setelah pasangan seksualnya
tertular.
Jika
timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan
gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih,
keluarnya cairan dari vagina dan demam. Infeksi bisa menyerang leher rahim,
rahim, saluran telur, indung telur, uretra dan rektum, yang menyebabkan nyeri
pinggul atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Nanah yang keluar bisa
berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar lubang vagina.
Wanita
dan pria homoseksual yang melakukan
hubungan seksual melalui anus (lubang dubur) bisa menderita gonore pada
rektumnya.
Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore juga bisa menyebabakn gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal), biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar (konjungtivitis gonore).
Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore juga bisa menyebabakn gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal), biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar (konjungtivitis gonore).
Bayi
baru lahirpun bisa terinfeksi oleh
gonore yang di dapat dari ibunya selama
proses persalinan, sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan
dari matanya keluar nanah.
b. Komplikasi
·
Infeksi kadang menyebar
melalui aliran darah ke sendi, dimana sendi menjadi bengkak dan sangat nyeri,
sehingga pergerakannya menjadi terbatas.
Infeksi melalui aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah berisi nanah di kulit, demam, rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya (sindroma artritis-dermatitis).
Infeksi melalui aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah berisi nanah di kulit, demam, rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya (sindroma artritis-dermatitis).
·
Bisa terjadi infeksi
jantung (endokarditis).
·
Infeksi pembungkus hati
(perihepatitis) bisa menyebabkan nyeri yang menyerupai kelainan kandung empedu.
c. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah, dimana ditemukan
bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan
bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium. Jika diduga terjadi infeksi
tenggorokan atau rektum, diambil contoh dari daerah ini dan dibuat biakan.
d. Pengobatan
Gonore biasanya diobati
dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan
pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 1 minggu. Jika gonore
telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit
dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infus).
2. SIFILIS
(raja singa)
Yaitu suatu penyakit
yang disebabkan oleh treponema pallidum.
Masa inkubasi penyakit
ini adalah 2-6 minggu sesudah kuman
masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seksual. Setelah itu beberapa tahun
pertama dapat terjadi tanpa gejala. Gejalanya yang sering timbul berupa infeksi kronis dan infeksi sistemik
yang dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama adalah tahap primer dimana ditandai
dengan adanya luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri, tahap yang ke dua yaitu
sekunder ditandai dengan adanya bercak merah di tubuh yang berlangsung lama,
yang terakhir yaitu tahap tersier ditandai dengan kelainan saraf, jantung,
pembuluh darah dan kulit.
Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada
beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus).Sifilis dapat dirawat dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Perawat kesehatan profesional mengusulkan seks
aman dilakukan
dengan menggunakan kondom bila
melakukan aktivitas seks, tapi tidak dapat menjamin sebagai penjaga yang pasti.
Usul terbaik adalah pencegahan aktivitas seksual dengan orang yang memiliki penyakit kelamin menular dan dengan orang berstatus penyakit negatif.
Akibat
yang mungkin terjadi karena penyakit ini adalah dapat memnyebabkan kerusakan
berat otot dan jantung, dan bayi lahir cacat dan keguguran serta lahir mati.
3. HERPES
GENETALIA
Herpes, yang disebabkan oleh virus herpes simplex tipe 2,
adalah infeksi seumur hidup yang menyebabkan lecet-lecet pada alat kelamin yang
biasanya datang dan pergi. Masa inkubasinya 4-7
hari dimulai dengan rasa terbakar dan rasa kesemutan pada tempat virus masuk.
a. Gejala
dan tanda
Bintil berkelompok
seperti anggur dan sangat nyeri pada kemaluan.
Lalu pecah meninggalkan
luka yang kering lalu hilang, kemudian gejala kambuh lagi seperti di atas namun
tidak nyeri. Penyakit ini hilang timbul dan menetap seumur hidup. Genital herpes biasanya menyebabkan sakit, benjolan
pada kulit, mucous membranes (misalnya mulut atau bibir), atau alat kelamin.
Lokasi ini tergantung pada tempat kontak dilakukan pada saat transmisi.
Menyembuhkan luka-crust dengan pembentukan berkeropeng, yang menunjukan dari
herpes. Banyak orang dengan penyakit ini berulang merasa sakit di daerah infeksi bahkan sebelum
blisters atau ulcers dapat dilihat. Sakit ini disebabkan oleh iritasi dan
peradangan pada saraf yang mengarah ke daerah kulit yang terkena. Ini adalah
tanda bahwa penyakit tersebut mulai aktif . Seseorang pada saat ini sangat
beresiko menular, meskipun kulit masih
tampak normal.
b. Akibat
yang di timbulkan dari infeksi ini :
-
Nyeri berasal dari
syaraf
-
Dapat menularkan pada
bayi apabila bintik itu berair
-
Dapat menimbulkan
infeksi berat, bayi lahir mati, cacat dan lahir muda
-
Memudahkan penularan
HIV
-
Kanker leher rahim
4. TRIKOMONAS
VAGINAL
Trichomoniasis,
kadang-kadang disebut sebagai “trich”, yang umum adalah penyebab vaginitis.
Baik itu penularannya berasal dari hasil berbagi sumber air eksternal (bathub,
handuk basah, dan lain sebagainya yang berasal dari air yang sama dan dipakai
bergantian). Kumannya diidentifikasi berasal dari jenis protozoa yang disebut
Trichomonas vaginalis. Trichomoniasis biasanya menginfeksi sistem genitourinary
atau urogenital tract yang meliputi organ-organ reproduksi dan urinary (saluran
kencing) kasus yang paling umum adalah
infeksi perkemihan dan dalam vagina perempuan, khususnya pada pria dan wanita
yang tidak disunat. Pada pria yang tidak disunat infeksinya terjadi pada ujung
penis.
a. Gejala
dan tanda
-
Cairan vagina
encer, warna kuning kehijauan, berbusa,
bau busuk
-
Vulva agak bengkak,
kemerahan, gatal, berbusa
b. Akibat
yang ditimbulkan dari infeksi ini:
-
Kulit sekitar vulva
lecet
-
Pada kehamilan, bayi
prematur
-
Mudah menularkan HIV
c. Prevalensi
dan pencegahan
Penggunaan
kondom pada pria (mungkin) dapat membantu mencegah penyebaran trichomoniasis,
walaupun penelitian yang benar-benar akurat belum pernah dilakukan. Hindari
penggunaan handuk atau kain basah bergantian karena parasit ini dapat bertahan
di tempat terbuka selama 45 menit.
5. KLAMIDIA
Klamidia disebabkan
oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat ditularkan dari
satu orang ke orang lain selama hubungan seks. Klamidia juga dapat ditularkan
dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kelahiran vagina. Bayi yang
tertulari akan mengalami peradangan paru (pneumonia) atau mata (konjunktivitis).
Klamidia adalah infeksi PMS
(penyakit menular seksual) yang sangat umum. Infeksi ini dapat diobati
dengan mudah tapi jika tidak ditangani dapat menyebabkan masalah kesehatan dan
kesuburan. Klamidia disebabkan oleh bakteri yang berkembang biak di selaput
lendir dari alat kelamin. Hal ini dapat menyebabkan peradangan saluran kencing,
dubur dan leher rahim. Ketika infeksi terjadi pada anus, biasanya kita tidak merasakan gejala meskipun mungkin
merasa tidak nyaman. Kadang-kadang ada lendir, iritasi, gatal dan nyeri.
Infeksi Klamidia di tenggorokan juga mungkin tidak memberikan gejala apapun.
Jika mata yang terinfeksi,maka bakteri dapat menyebabkan iritasi dan
keluarnya cairan dari salah satu atau kedua mata.
a. Gejala pada wanita
Kebanyakan klamidia tidak menimbulkan gejala atau gejalanya hanya samar-samar. Kondisi tanpa gejala in dapat berlangsung lama (bisa bertahun-tahun). Gejala yang mungkin mengindikasikan klamidia adalah:
·
Debit cairan lebih dari
biasanya
·
Nyeri saat buang air
kecil
·
Perdarahan abnormal di
antara dua periode menstruasi atau setelah berhubungan seks
·
Nyeri perut.
Kemungkinan
dan konsekuensi bagi perempuan :
Klamidia
dapat naik ke saluran tuba sehingga menyebabkan penyakit radang panggul, yang
dapat menyebar ke rongga perut. Penyakit radang panggul dapat menimbulkan demam
dan sakit perut. Dengan pengobatan antibiotik yang cepat dan tepat serta
istirahat di tempat tidur, kebanyakan radang panggul dapat benar-benar sembuh.
Jika terlambat atau tidak diobati, radang panggul dapat menyebabkan luka di
saluran tuba. Hal ini dapat menyumbat tuba falopi dan menyebabkan kemandulan atau
kehamilan ektopik.
b. Gejala pada laki-laki
Pria yang
terinfeksi klamidia seringkali mengeluarkan cairan seperti susu dari uretra.
Jumlahnya tidak selalu banyak, biasanya setelah bangun pagi. Gejala lain adalah
buang air kecil yang menyakitkan. Sekitar 1/4 pria yang terinfeksi tidak
memiliki gejala infeksi klamidia.
Kemungkinan dan konsekuensi bagi pria :
Infeksi klamidia pada pria juga dapat naik, meskipun kurang umum daripada
pada wanita. Bakteri dapat mencapai vas deferens ke prostat dan epididimis. Hal
ini dapat mengakibatkan epididimitis yang menyebabkan rasa sakit parah di
skrotum dan akan merasakan
pembengkakan pada skrotum, kadang-kadang menjalar ke pangkal paha. Buah zakar (testis) juga ikut
membengkak dan nyeri. Peradangan ini bisa disertai dengan demam dan dapat
memengaruhi kesuburan. Klamidia
pada pria juga dapat menyebabkan peradangan sendi, yang dikenal sebagai
artritis reaktif atau sindrom Reiter. Komplikasi ini jarang terjadi pada
wanita.
c. Diagnosis
Selain meminta sampel urin, dokter dapat menggunakan swab (batang dengan kapas bulat kecil seperti pembersih telinga) untuk mengambil sampel jaringan dari vagina (untuk perempuan) atau ujung penis (untuk pria). Sampel urin dan jaringan dari swab tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk pengujian.
d. Pengobatan
Klamidia dapat diobati dengan antibiotik yang harus diminum dalam beberapa hari. sangat penting untuk mengambil dosis penuh antibiotik, bahkan meskipun gejala klamidia sudah hilang. Menghentikan pemberian antibiotik sebelum waktunya akan membuat bakteri resisten. Selama pengobatan, Anda harus berpantang seks atau menggunakan pelindung (kondom) sampai Anda maupun pasangan Anda menyelesaikan pengobatan.
6. Condiloma
Akuminata (jengger ayam)
Yaitu penyakit yang
disebabkan oleh virus Human papilloma.
Gejalanya
adalah terdapat satu atau beberapa kutil sekitar daerah kemaluan, kutil (lesi)
dapat membesar. Belum ada obat yang bisa
memberantas HPV. Hanya kekebalan tubuh kita lah yang bisa melakukannya, namun
kekebalan tubuh setiap orang berbeda-beda, jika memang bagus maka penyakit ini
akan cepat bisa dihilangkan atau dilemahkan dari tubuh kita (bagi pengidap
HIV/AIDS virus yang lemah ini bisa menjadi kuat kembali jika kekebalan tubuhnya
sangat rendah). Displasia dan kutilnya dapat dicabut. Ada beberapa cara untuk
melakukan ini: Ditembak dengan laser, membekukannya dengan nitrogen cair,
memotongnya atau bedah. Akibat yang dapat ditimbulkan dari penyakit ini adalah kanker mulut rahim.
7. Candidiasis
(jamur)
Penyebabnya adalah
candida albicans yang umumnya terdapat di mulut, usus dan vagina. Gejalanya
berupa keputihan yang menyerupai kejubdisertai lecet dan rasa gatal di daerah
bibir kemaluan disertai bau khas. Candida juga dapat menyerang pria. Akibatnya
dapat memudahkan infeksi HIV.
8. Kutu
pubis
Penyebabnya adalah kutu
phthirus pubis
Gejalanya adalah rasa
gatal terus-menerus, adanya ditemukan kutu di rambut ketiak dan kemaluan,
tampak bercak biru di daerah gigitan kutu.
9. Hepatitis
B
Penyebabnya adalah
virus hepatitis B. Masa inkubasi 1-6 bulan dan dalam masa akut tidak
menimbulkan gejala kuning dan tanpa keluhan.
Gejala dapat berupa
kuning pada mata dan kulit, hati membesar. Penyakit ini dapat menyebabkan
kanker hati.
10. AIDS
AIDS yaitu sekumpulan
gejala penyakit yang didapat akibat menurunnya fungsi sistem kekebalan tubuh.
Penyebab AIDS adalah virus yang disebut dengan nama HIV, HIV hanya dapat hidup
di dalam sel tubuh manusia.
HIV/AIDS perlu
diwaspadai karena penyebarannya yang cepat.
Penyakit ini juga menyerang siapa saja, dan penderitanya tidak akan
mengalami tanda gejala selama 5-10 tahun pertama, hal itulah yang memperparah
keadaan seseorang, karena saat gejalanya sudah muncul, berarti seseorang itu
telah menderita AIDS yang parah, penyakit ini dapat menyebabkan kematian dan
belum ada vaksin untuk mencegah dan mengobati penyakit ini, hanya ada obat yang
memperlambat jalannya penyakit ini. HIV bisa berada di dalam darah, cairan
vagina, cairan sperma dan ASI.
Penyakit ini ditularkan
melalui:
a. hubungan
seksual, baik melalui vagina, penis, anus, maupun mulut dengan pasangan yang
mengidap HIV
b. melalui
transfusi darah yang mengandung virus HIV tanpa dilakukan skrining terlebih
dahulu
c. melalui
jarum suntik, alat tusuk lain seperti pisau tatto, dan sikat gigiyang telah
terkena darah pengidap HIV
d. melalui
ibu hamil kepada janinnya.
HIV/AIDS
tidak dapat ditularkan melalui :
a. jabat
tangan, mengobrol, memeluk, mencium pipi.
b. Batuk,
bersin, air mata,keringat.
c. Makan
dan minum bersama.
d. Pemakaian
WC bersama
e. Gigitan
serangga dan binatang peloharaan.
f. Berenang
bersama.
Gejala
penyakit AIDS:
a. batuk
berkepanjangan dan sesak nafas
b. bercak
merah kebiruan pada kulit
c. berat
badan menurun secara drastis
d. pembesaran
kelenjar tanpa sebab yang jelas
e. diare
lebih dari satu bulan
f. sering
demam dan keringan dingin tanpa sebab yang jelas
g. bercak
putih atau luka di mulut
C. PENCEGAHAN
IMS YANG SALAH
IMS tidak dapat di
cegah dengan :
·
Meminum minuman beralkohol seperti bir dan lain-lain.
·
antibiotik seperti supertetra, penisilin dan lain-lain,
sebelum atau sesudah berhubungan seks, tidak ada satu obat pun yang ampuh untuk
membunuh semua jenis kuman IMS secara bersamaan (kita tidak tahu jenis IMS mana
yang masuk ke tubuh kita). Semakin sering meminum obat-obatan secara
sembarangan malah akan semakin menyulitkan penyembuhan IMS karena kumannya
menjadi kebal terhadap obat.
·
Mendapatkan suntikan antibiotik secara teratur, pencegahan
penyakit hanya dapat dilakukan oleh antibodi di dalam tubuh kita.
·
Memilih pasangan seks berdasarkan penampilan luar (misalnya,
yang berkulit putih bersih) atau berdasarkan usia (misalnya, yang masih muda),
anak kecil pun dapat terkena dan mengidap bibit IMS, karena penyakit tidak membeda-bedakan
usia dan tidak pandang bulu.
·
Membersihkan/mencuci alat kelamin bagian luar (dengan cuka,
air soda, alkohol, air jahe, dll) dan bagian dalam (dengan odol, betadine atau
jamu) segera setelah berhubungan seks.
D.
PENANGANAN GEJALA IMS
Untuk dapat melakukan penanganan terhadap IMS pada
diri sendiri kita terlebih dahulu harus mengenali tanda gejala IMS yang sudah
di sebut di atas, setelah tanda dan gejala sudah di kenali segera lakukan
penanganan dengan benar yaitu :
1.
Segera pergi ke dokter untuk diobati
a.
Jangan mengobati IMS sendiri tanpa mengetahui penyakit apa
yang menyerang kita (jenis IMS sangat banyak dan ada kemungkinan terjadi
komplikasi), dibutuhkan tes untuk memastikan IMS yang diderita.
b.
Jangan minum obat sembarangan. Obat IMS berbeda-beda,
tergantung jenis IMS yang diderita
c.
Jangan pergi berobat ke dukun atau tukang obat. Hanya dokter
yang tahu persis kebutuhan obat untuk IMS yang diderita. Penggunaan herbal bisa
dilakukan (sebaiknya) jika ada yang mengawasi/penanggungjawab.
2. Ikuti saran dokter, jangan menghentikan minum obat yang diberikan
dokter meskipun sakit dan gejalanya sudah hilang. Jika tidak diobati dengan
tuntas (obat dikonsumsi sampai habis sesuai anjuran dokter) , maka kuman
penyebab IMS akan kebal terhadap obat-obatan.
3. Jangan berhubungan seks selama dalam
pengobatan IMS. Hal ini berisiko menularkan IMS yang diderita kepada pasangan
seks Anda.
4. Jangan hanya berobat sendiri saja
tanpa melibatkan pasangan seks (khususnya pasangan sah).
E.
PERAN TENAGA KESEHATAN
Sebagai
seorang tenaga medis bidan mempunyai peran penting untuk mencegah adanya
infeksi ini kepada masyarakat terutama pada wanita di mana wanita adalah ruang
lingkup seorang bidan, selain itu infeksi ini berhubungan dengan organ
reproduksi sehingga bidan juga terlibat di dalamnya, meskipun bidan tdak
berwenang untuk mengobati secara kusus.
Namun,
bidan bisa melakukan pencegahan dengan melakukan promosi kesehatan di
daerah-daerah tentang arti pentingnya menjaga kebersihan alat reproduksi serta
resiko yang akan di alami jika terkena
IMS yang sangat merugikan bahkan dapat menyebabkan kematian. Menjaga perilaku agar tidak menyimpang dan
dapat berhubungan seksual dengan aman. Dengan begitu diharapkan masyarakat
dapat mengerti dan dapat lebih waspada. Bidan juga dapat memberi informasi
tentang IMS ini pada ibu yang periksa kepada kita.
PENUTUP
Kesimpulan:
IMS merupakan penyakit seksual yang
dirasa cukup membahayakan bahkan menimbulkan kematian, untuk itu perlu adanya
suatu pencegahan yang benar dan tepat, menjaga kebersihan alat kelamin dapat
menjadi salah satu cara, sehigga nantinya tidak menyebar dan menimbulkan suatu
komplikasi. Semua orang dapat beresiko terkena infeksi ini. IMS ada banyak
macamnya,pengobatan penyakit berbeda-beda karena penyebab IMS berasal dari
berbagai sumber seperti virus, bakteri maupun jamur parasit. Sebagai seorang
bidan kita mempunyai kewajiban untuk berperan dalam pengendalian penyebaran IMS
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Gede,Manuaba.Spog, Mengenali Kesehatan Reproduksi Wanita.
Arcan.Jakarta 1999
BKKBN. IMS, Jakarta 2002