KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini membahas tentang Fisiologi Persalinan yang meliputi
pengertian, faktor yang mempengaruhi, perubahan fisologis, serta mekanisme
persalinan.
Selesainya
penyusunan ini berkat bantuan dari teman-teman anggota kelompok serta berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berupaya untuk membantu penyelesaian makalah ini.
Secara
khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis.
Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis
banggakan. Ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Biologi
Reproduksi yang telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Yogyakarta,
November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I : PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
2. Tujuan
BAB
II : PEMBAHASAN
1. Pengertian
Persalinan
2. Sebab Mulanya Persalinan
3. Tahapan Persalinan ( Kala II, Perubahan Fisiologis Dan
Psikologis)
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
5. Penurunan Kepala Janin Menurut Sistem Perlimaan
6. Karakteristik Persalinan Sesungguhnya Dan Persalinan Semu
7. Penapisan Saat Persalinan
8. Konsep Molase Dalam Persalinan
9. Mekanisme Persalinan
BAB
III : PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu melalui jalan
lahir atau dengan jalan lain, yang kemudian janin dapat hidup di dunia luar. Persalinan
normal (WHO) adalah dimulai secara
spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah
pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara
37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik.
Tingginya kasus kematian dan kesakitan ibu di banyak negara berkembang,
terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan. Sebagian besar penyebab
utama kesakitan dan kematian ibu tersebut dapat dicegah upaya pencegahan yang
efektif.
Persalinan yang bersih dan aman
merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah terjadinya komplikasi
terutama pada perdarahan pascapersalinan, hipotermi, dan asfiksia bayi baru
lahir. Persalinan yang bersih dan aman ini sangat penting dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Hal ini dikarenakan sebagian
besar persalinan di Indonesia masih terjadi di tingkat pelayanan kesehatan
primer dan penguasaan keterampilan serta pengetahuan petugas kesehatan di
fasilitas pelayanan tersebut masih belum memadai.
2. Tujuan
a. Tujuan Khusus : Memahami mekanisme persalinan normal
b. Tujuan Umum
1)
Memahami pengertian
persalinan
2)
Mengetahui sebab
mulanya terjadi persalinan
3)
Mengetahui tahapan
persalinan
4)
Mengetahui perubahan
fisiologis pada persalinan
5)
Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
6)
Mengetahui
karakteristik persalinan sesungguhnya dan persalinan semu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Persalinan
Persalinan adalah serangkaian kejadian
yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan
plasenta dari dalam uterus dengan presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa mengunakan alat pertolongan pada usia kehamilan 30-40 minggu atau lebih
dengan berat badan bayi 2500 gram atau lebih dengan lama persalinan kurang dari
24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi uterus dan tenaga mengejan.
Menurut WHO persalinan normal adalah peralinan yang dimulai
secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko
rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan
antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi
baik.
Persalinan terbagi menjadi 3 macam :
a. Persalinan
spontan, bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir
b. Persalinan
buatan, bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya eskstrasi
dengan forceps, atau dilakukan operasi sectio caesarea.
c. Persalinan
anjuran, bila bayi sudah cukup besar untuk hidup di luar, persalinan tidak
dimulai dengan sendirinya dan berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian
pitocin atau prostaglandin.
B.
Sebab
Mulanya Persalinan
Apa yang menyebabkan terjadinya
persalinan belum diketahui secara benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori
yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor hormonal, struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi.
a. Teori
penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila kadar progesteron menurun. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara
kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan
kadar progesteron menurun sehingga menimbulkan His.
b. Teori
distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia
otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
c. Teori
iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus
frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala
janin akan menimbulkan kontraksi uterus.
d. Induksi
partus : partus dapat ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yaitu beberapa
laminaria akan dimasukkan dalam kanlis servikalis dengan tujuan merangsang
fleksus frankenhauser. Selain itu juga dengan amniotomi atau pemecahan ketuban
serta pemberian oksitosin drips menurut tetesan per infus.
e. Teori
prostaglandin : prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua menjadi salah satu
sebab mulanya persalinan. Hasil dari percobaan membuktikan bahwa prostaglandin
F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extraamnial menimbulkan
kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan.
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya,
beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki kala pendahuluan yang memiliki
tanda-tanda sebagai berikut.
1. Lightening (settling) atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida, sedangkan pada
multipara tidak begitu terlihat.
2. Perut
terlihat lebih melebar dan fundus uteri menurun
3. Bertambah
seringnya frekuensi berkemih karena kandung kemih tertekan oleh bagian terendah
janin.
4. Perasaan
sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi yag semula lemah
dari uterus yang biasanya ddisebut false labor pains.
5. Serviks
menjadi lebih lembek, mulai mendatar, dan sekresinya lendir bertambah serta
bercampur darah (bloody show).
C.
Tahapan
Persalinan
(Perubahan Fisiologi dan Psikologi Persalinan)
a. Kala
I (Pembukaan)
In
partu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody
show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah
berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena
pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.
Kala
pembukaan dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
1) Fase
laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai dengan pembukaan 3
cm, biasanya berlangsung dalam 7-8 jam.
2) Fase
aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfas
·
Periode akselerasi :
berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
·
Periode dilatasi
maksimal : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
·
Periode deselerasi :
berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
b. Kala
II (pengeluaran janin)
Pada
kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama kira-kira
2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu seperti akan buang
air besar dengan adanya tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin
terlihat menyebabkan vulva membuka dan perineum menonjol. Dengan his mengedan
yang terpimpin, akan lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi : 1 ½ - 2 jam, sedangkan pada multi ½ -1
jam.
c. Kala
III (penegeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir,
kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa
saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dalam waktu 5-10
menit plasenta akan terlepas seluruhnya, terdorong ke dalam vagina dan akan
lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus
uteri. Pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan pengeluaran darah
sekitar 100-200 cc.
d. Kala
IV (pemantauan 2 jam setelah persalinan)
Adalah kala pengawasan
selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu
terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Yang harus menjadi perhatian
selama kala IV adalah kesadaran, kontraksi uterus, perdarahan, vital sign,
kandung kemih.
Perubahan Fisiologi dan Psikologi dalam Persalinan
1. Kontraksi, Dorongan Otot-otot
Dinding Rahim
Kontraksi
uterus pada persalinan mempunyai sifat
tersendiri. Kontraksi
menimbulkan nyeri, merupakan
satu-satunya kontraksi normal muskulus. Kontraksi ini dikendalikan oleh syaraf
intrinsik, tidak
disadari, tidak
dapat diatur oleh ibu bersalin,
baik
frekuensi maupun lama kontraksi.
Sifat
khas :
a. Rasa
sakit dari fundus erata keseluruh uterus sapai berlanjut ke punggung bawah
b. Penyebab rasa nyeri belu diketahui seara pastibeberapa
dugaan penyebab antara lain:
1) Pada
saat kontraksi terjadi kekurangan O2 pada ioetrium
2) Penekanan
ganglion syaraf di servik dan uterus bagian bawah
3) Peregangan
servik akibat dari pelebaran serviks
4) Peregangan
peritoneum sebagai organ yang menyelimuti uterus
Pada waktu selang kontraksi/ periode relaksasi
diantara kontraksi memberikan dampak berfungsinya sistemsistem dalam
tubuh.yaitu :
a. Memberikan
kesempatan pada jaringan otot-otot uterine untuk beristirahat agar tidak
menurunkan fungsinya oleh karena kontraksi yang kuat secara terus menerus
b. Memberikan
kesempatan kepabda ibu untuk istirahat, karena rasa sakit karena kontraksi
c. Menjaga
kesehatan janin karena pada saat kontraksi uterus mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah plasenta sehingga bila terus menerus berkontraksi, maka akan menyebabkan
hipoksia, anoksia
dan kematian janin.
Pada awal persalinan
kontraksi uterus selama 15-20 detik.
Pada
saat memnasuki fase aktif,
kontraksi
terjadi selama 45-90 detik, rata-rata 60 detik. Dalam satu kali
kontraksi terjadi 3 fase yaitu fase naik, puncak dan turun. Pada saat fase naik
lamanya 2 kali fase lainya.
Pemeriksan
kontraksi uterus meliputi frekuensi,
durasi/ lama, intensitas/ kuat lemah. Frekuensi dihitung dari
awal timbulnya kontraksi
sampai muncul kontraksi berikutnya.
Pada
saat periksa durasi/ lama kontraksi perlu
diperhatikan bahwa para
peeriksaan kontraksi uterus dilakukan dengan palpasi pada perut. Karena bila berpedoman
pada rasa sakit yng dirasakan ibu bersalin sama saja kurang akurat.
Pada
saat awal kontraksi biasanya ibu bersalin belum merasakan sakit, begitu juga pada saat
kontraksi sudah berakhir,
ibu
bersaling masih merasakan sakit.
Begitu
juga dalam menentukan intensitas kontraksi uterus/ kekuatan kontraksi
uterus, hasil
pemeriksaan yang disimpulkan tidak dapat diambil dari seberapareaksi nyeri ibu
bersalin pada saat kontraksi.
Ambang
rasa nyeri pada tiap individu berbeda. Pada ibu bersalin yang
belum siap menghadapi persalinan,
kurang
matang psikologis, tidak
mengerti proses persalinan yang ia hadapi akan bereaksi serius dengan berteriak
kenras saat kontraksi walaupun kontraksinya lemah. Sebaliknya ibu bersalin
yang sudah siap menghadapi persalinan, matang psikologis, mengerti tentang proses
persalinan, mempunyai
ketabahan, kesabaran
yang kuat, pernah
melahirkan, didampingi
keluarga dan didukung oleh penolong persalinan yang profesional, dapat menggunakan
tekhnik pernafasan untuk relaksasi,
maka
selama kontraksi yang kuat tidak akan berteriak. Intensitas dapat
diperiksa dengan cara jari-jari tangan ditekan pada perut, bisa atau tidak uterus
ditekan. Pada kontraksi yang lemah
akan mudah dilakukan, tetapi
pada kontraksi yang kuat,
hal
itu sulit dilakukan. Bila
dipantau dengan monitor janin,
kontraksi
uterus yang paling kuat pada fase kontraksi puncak tidak akan melebihi 40 mmHg.
Selanjutnya, kesimpulan
pemeriksaan kontraksi uterus tidak hanya meliputi frekuensi, durasi/ lama, intensitasa kuat lemah tetapi perlu
diperhatikan juga pengaruh dari ketiga hal tersebut mulai dari kontraksi yang
belum teratur hingga akhir persalinan. Misalnya pada awal persalinan, kontraksi uterus setiap
20-30 kali per menit selama 20-2 detik, intensitas ringan lama-kelamaan mejadi
2-3 kali per menit, lama
60-90 detik, kuat, maka hal ini akan
menghasilkan pengeluaran janin.
Bila
ibu bersalin mulai berkotraksi
selama 5 meit selama 50-60 detik degan
intesitas cukup kuat maka
dapat terjadi kontraksi
yang tidak teratur, frekuensi
lebih sering, durasi
lebih lama. Terkadang
dapat terjadidisfungsi uterin,
yaitu
kemajuan proses persalinan yang meliputi dilatasi servik/ pelebaran serviks, mekanisme penurunan
kepala memakan waktu yang lama,
tidak
sesuai dengan harapan.
Kontraksi
uterus bervariasi pada setiap bagian
karena mempunyai
pola gradien. Kontraksi
yang kuat mulai dari fundus hingga berangsur – angsur berkurang dan tidak ada
sama sekali kontraksi pada serviks. Hal ini memberikan efek pada uterus
sehingga uterus terbagi menjadi dua zona, yaitu zona atas dan zona bawah uterus. Zona atas merupakan
zona yang berfungsi mengeluarkan janin karena merupakan zona yang berkontraksi
dan menebal, dan
sifatnyaaktif. Zona
ini terbentuk akibat mekanisme kontraksi otot. Pada saat relaksasi
panjang otot tidak bisa kembali ke ukuran semula, ukuran panjang otot
selama masa relaksasi semakin memendek,dan setiap teradi relaksasi ukuran
panjang otot semakin memendek dan demikian seterusnya setiap kali terjadi
relaksasi sehingga zona atas semakin menebal dan mencapai bats tertentu pada
saat zona bawah semakin tipisdan luas.
Sedangkan
zona bawah terdiri dari ismus servik uteri.Pada saat persalinan ismmus uteri disebut sebagai segmen bawah rahim.Zona ini sifatnya pasif
tidak berkontraksi seperti zona atas.Zona bawah menjadi tipis dan membuka
akibat dari sifat pasif dan pengaruh dari kontraksi pada zona atas sehingga
janin daat melewatinya.Jika zona bawah ikut berkontraksi seperti zona atas maka tidakdapat terjadi dilatasi/pembukaan
servik,hal ini dapat mempersulit proses persalinan.
2. Uterus
Terjadi
peregangan pada bagian uterus:
a. Segmen
atas : bagian ang berkontraksi,bila dilakukan
palpasi aan teraba keras saat kontraksi.
b. Segmen
bawah : terdiri atas uterus dan servik,merupakan daerah yang teregang,bersifat
pasif.Hal ini mmengakibatkan pemendekan segmen bawah uterus.
c. Batas
antara segmen atas dan bawah uterus membentuk lingkaran cincin retraksi
fsiologis.Pada keadaan kontraksi uterus inkoordinasi akan membentuk cincin
retraksi patologis yang dinamakan cincin bandl.
Perubahan
bentuk : Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya pergerakan tubuh
janin yang semula membungkuk menjadi tegap,sehingga uterus bertambah panjang
5-10 cm.
3. Perubahan
Ligamentum Rotundum
Pada
saat kotraksi uterus ligamentum
rotundum yang mengandung
otot-otot polos ikut berkontraksi sehingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
Faal
ligamentum rotundum dalam persalinan:
a. Fundus
uteri pada saat kehamilan bersanda pada tulang belakang,ketika persalinan
berlangsung berpindah ke depan mendesak dinding perut bagian depan ke depan
pada setiap kontraksi.perubahan ini menjadikan sumbu rahim searah dengan sumbu jalan rahim.
b. Fundus
uteri tertambat karena adanya kontraksi ligamentum rotundum pada saat kontraksi
uterus,hal ini menyebabkan fundus tidak dapat
naik ke atas.bila pada waktu kontraksi fundus naik ke atas maka
kontraksi itu tidak dapat mendorong bayi ke bawah.
4.
Effasment
dan Dilatasi Serviks
Pengaruh
tidak langsung dari kontraksi uterus adalah terjadinya effasment dan dilatasi
serviks.effasment merupakan pemendekan atau pendataran ukuran dari panjang
kanalis servikalis.ukuran normal kanalis
servikalis 2-3 cm.ketika terjadi effasment ukuran panjang kanalis servikalis
menjadi semakin pendek dan akhirnya menghilang.pada pemeriksaan dalam teraba
lubang dengan pinggir yang tipis proses effasment ini di perlancar dengan
adanya pengaturan seperti pada celah endoserviks yang mempunyai efek membuka
dan meregang.pemeriksaan kemajuan persalinan untuk menilai proses effasment ini
dengan presentase 0% berarti belum terjadi effasment 100% berarti sudah terjadi
total effasment.
Dilatasi
adalah pembesaran ukuran ostiu uteri interna(OUI) yang kemudian disusul dengan
pembesaran ukuran ostium uteri eksterna(OUE).pembesaran ini berbeda antara
primigravida dan multigravida.OUI sudah
sedikit membuka pada multigravida..proses dilatasi ini dibantu oleh tekanan
hidrostatik cairan amnion..tekanan hiddrostatik cairan amnion terjadi akibat
dari kontraksi uterus.
Kemajuan persalinan pada dilatasi atau
pembukaan serviks dengan cara mengukur diameter serviks dalam cm 0-10 pada
bagian ostiumm uteri eksterna.ukuran 0 cm bila ostiumm serviks eksterna
tertutup,diameter 10cm bila dilatasi OUE sudah lengkap.
Pada proses persalinan effasment awal dan dilatasi tidak sama antara
primigravida dan mmultigravida.pada primigravida terjadi effasment 50%-60% pada
pembukaan 1cm sebelum persalinan sebagai akibat dari kontraksi braxton
hicks.hal ini merupakn proses pematangan serviks sebagai tanda premmonitori
persalinan.kemajuan perubahan serviks selama persalinan pada umumnya terjadi
secara berurutan.kemudian terjadi kombinasi effasment dan dilatasi secara
bersamaan setelah effasmen t 50%-100%. Tanda persalinan aktif dengan adanya
serviks menjadi keras.pada multrigravida memasuki persalianan biasanya terjadi
dilatasi seviks 1-2 cm atau lebih tergantung pada paritas, biasanya tidak
terjadi atau sedikit terjadi effasment. Effasment dan dilatasi merupakan salah
satu indikator seorang ibu masuk persalinan awal atau masih dalam tanda-tanda persalinan palsu.
5. Perubahan
Vagina
Vagina
dan besar panggul bagian atas sejak kehamilan mengalami perubahan-perubahan dan
pada kala I ketuban ikut meregangkannya sehingga dapat dilalui oleh janin. Pada
saat ketuban pecah
perubahan-perubahan pada vagina dan
dasar panggulmenadi teregang sehingga membentuk saluran dengan dinding yang
tipis. Hal ini terutama diakibatkan bagian depan anak. Pada saat kepala sampai
pada vulva, lubang vulva membuka ke atas. Apabila diperiksa dari luar terjadi
peregangan pada bagian depan yaitu daerah
perinium menjadi menonjol dan tipis, anus menjadi terbuka. Pada vagina dan
dasar panggul terjadi regangan yang kuat, dimungkinkan karena bertambahnya
pembuluh darah. Apabila jaringan ini robek maka menimbulkan perdarhan yang
banyak.
D.
Faktor
- Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
A.
Passage
(Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus
dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan
vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada
rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.
Passage terdiri dari :
1. Bagian keras tulang-tulang
panggul (rangka panggul)
a)
Os. Coxae : Os illium,
Os. Ischium, Os. Pubis
b)
Os. Sacrum
c)
Os. Coccygis
2.
Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan
ligamen-ligamen
pintu panggul
pintu panggul
a)
Pintu
atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata
dan pinggir atas symphisis.
b)
Ruang
tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
c)
Pintu
Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
d)
Ruang
panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.
3.
Sumbu Panggul
Sumbu
panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang
melengkung ke depan (sumbu Carus)
4.
Bidang-bidang :
a)
Bidang
Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan
promontorium
b)
Bidang
Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
c)
Bidang
Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
d)
Bidang
Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
5.
Ukuran-ukuran panggul
a)
Ukuran luar panggul :
·
Distansia
spinarum : jarak antara kedua spina illiaka anterior superior : 24 – 26 cm
·
Distansia
cristarum : jarak antara kedua crista illiaka kanan dan kiri : 28 – 30 cm
·
Konjugata
externa (Boudeloque) 18 – 20 cm
·
Lingkaran
Panggul 80-90 cm
·
Konjugata
diagonalis (periksa dalam) 12,5 cm - Distansia Tuberum (dipakai Oseander) 10,5
cm
b)
Ukuran dalam panggul :
Pintu atas
panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea
inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis
·
Konjugata
vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata diagonalis 10,5-11 cm
·
Konjugata
transversa 12-13 cm
·
Konjugata
obliqua 13 cm
·
Konjugata
obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke promontorium
c)
Ruang tengah panggul :
1.
Bidang
terluas ukurannya 13 x 12,5 cm
2.
Bidang
tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm
3.
Jarak
antar spina ischiadica 11 cm
d)
Pintu bawah panggul (outlet) :
1.
Ukuran
anterio posterior 10-11 cm
2.
Ukuran
melintang 10,5 cm
3.
Arcus
pubis membentuk sudut 900 lebih, pada laki-laki kurang dari 800
6.
Otot - otot Dasar Panggul
Ligamen - Ligamen
Penyangga Uterus
a.
Ligamentum
Kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackendrot): Ligamen terpenting untuk mencegah uterus tidak
turun. Jaringan ikat tebal serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding
pelvis.
b.
Ligamentum
Sacro - uterina sinistrum dan dekstrum : Menahan uterus tidak banyak bergerak
Melengkung dari bagian belakang serviks kiri dan kananmelalui dinding rektum
kearah os sacrum kiri dan kanan.
c.
Ligamentum
Rotundum sinistrum dan dekstrum (Round Ligament) : Ligamen yang menahan uterus
dalam posisi antefleksi. Sudut fundus uterus kiri dan kanan ke inguinal kiri
dan kanan.
d.
Ligamentum
Latum sinistrum dan dekstrum (Broad Ligament) : Dari uterus kearah lateral.
e.
Ligamentum
infundibulo pelvikum : Menahan tubafallopi. Dari infundibulum ke dinding
pelvis.
B. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk
melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari
ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh
adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang
mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
1.
His
(kontraksi otot uterus)
Adalah
kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi
tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin
dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks.
2.
Kontraksi
otot-otot dinding perut
3.
Kontraksi
diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4.
Ketegangan
dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum
C. Passanger ( Janin )
Kepala
janin dan ukuran-ukurannya
Bagian
yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar
kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
a)
Tulang
Tengkorak ( Cranium )
·
Bagian
muka dan tulang-tulang dasar tengkorak
·
Bagian
tengkorak : Os Frontalis,
Os Parientalis, Os Temporalis,
Os Occipitalis
·
Sutura
: Sutura Frontalis, Sutura
Sagitalis, Sutura Koronaria, Sutura Lamboidea
·
Ubun-ubun
( Fontanel ) : Fontanel mayor / bregmatika,
Fontanel minor
b) Ukuran-ukuran kepala
·
Diameter
-
Diameter
Occipito frontalis 12 cm
-
Diameter
Mento Occipitalis 13,5 cm
-
Diameter
Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm
-
Diameter
Biparietalis 9,25 cm
-
Diameter
Ditemporalis 8 cm
·
Ukuran
Cirkumferensial ( Keliling )
-
Cirkumferensial
fronto occipitalis 34 cm
-
Cirkumferensia
mento occipitalis 35 cm
-
Cirkumferensia
sub occipito bregmatika 32 cm
D.
Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa
kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas
“kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau
memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan
yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang
menjadi hal yang nyata.
Psikologis
meliputi :
·
Melibatkan
psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
·
Pengalaman
bayi sebelumnya
·
Kebiasaan
adat
·
Dukungan
dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap
negatif terhadap persalinan dipengaruhi oleh:
·
Persalinan
sebagai ancaman terhadap keamanan
·
Persalinan
sebagai ancaman pada self-image
·
Medikasi
persalinan
·
Nyeri
persalinan dan kelahiran
E.
Penolong
Peran
dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung
dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
E.
Penurunan Kepala Janin
Menurut Sistem Perlimaan
Periksa Luar
|
Periksa Dalam
|
Keterangan
|
5/5 = Bagian
terendah janin seluruhnya teraba di atas simfisis pubis
|
|
Kepala di atas PAP, mudah
digerakkan
|
4/5 = Bagian terbawah janin telah
memasuki pintu atas panggul.
|
H I – II
|
Sulit digerakkan,
Bagian terbesar kepala belum masuk panggul
|
3/5
= Bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul
|
H II – III
|
Bagian terbesar kepala
belum masuk panggul
|
2/5
= Sebagian dari bagian terbawah janin masih berada di atas simpisis dan 3/5
bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul
|
H
III+
|
Tidak dapat digerakkan. Bagian terbesar kepala sudah
masuk panggul
|
Jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat
meraba bagian terbawah janin yang berada di ats simpisis dan 4/5 bagian telah
masuk ke dalam rongga panggul
(1/5)
|
H III – IV
|
Kepala di dasar
panggul
|
Jika bagian terbawah janin sudah
tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin
sudah masuk ke dalam rongga panggul
(0/5)
|
H IV
|
Di perineum
|
F.
Karakteristik
Persalinan Sesungguhnya dan Semu Sesungguhnya
Persalinan
sesungguhnya :
A.
Serviks menipis dan membuka.
B.
Rasa nyeri dengan interval teratur.
C.
Interval rasa nyeri yang secara perlahan
semakin pendek.
D.
Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah.
E.
Rasa nyeri terasa di bagian belakang dan
menyebar ke bagian depan.
F.
Berjalan menambah intensitas.
G.
Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi
denganintensitas rasa nyeri.
H.
Lendir darah sering tampak.
I.
Ada penurunan bagian kepala janin.
J.
Kepala janin sudah terfiksasi di PAP.
K.
Pemberian obat penenang tidak menghentikan
proses persalinan sesungguhnya.
Persalinan Semu :
a. Tidak
ada perubahan pada cerviks
b. Rasa
nyeri tidak teratur
c. tidak
ada perubahan interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lain
d. Tidak
ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi
e. Kebanyakan
rasa nyeri di bagian depan
f. Tidak
ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
g. Tidak
ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas rasa
nyeri
h. Tidak
ada lendir darah
i.
Tidak ada kemajuan
penurunan bagian terendah janin
j.
Bagian terendah belum
masuk PAP walaupun ada kontraksi
k. Pemberian
obat penenang yang efisien menghentikan rasa nyeri
G.
Penapisan
Saat Persalinan
Pada Ibu yang akan melahirkan di PKD
harus memenuhi beberapa persyaratan, yang di sebut Penapisan Awal. Hal
ini bertujuan untuk menentukan apakah Ibu tersebut diperbolehkan melahirkan di
PKD ataukah harus dirujuk ke Rumah Sakit.
Apabila didapati salah satu / lebih
penyulit seperti di bawah ini, maka ibu harus dirujuk di Rumah Sakit:
·
Riwayat Bedah Besar, yaitu bila Ibu pernah mengalami operasi
besar seperti Laparatomie, Caesar, dll
·
Perdarahan Pervaginam, yaitu bila Ibu mengalami perdarahan
melalui jalan lahir
·
Persalinan Kurang Bulan, yaitu bila umur kehamilan Ibu
kurang dari 37 minggu
·
Ketuban Pecah dengan Mekonium yang kental, yaitu Ibu mengleuarkan
air ketuban dengan warna hijau tua dan kental
karena tercampur mekonium atau BAB bayi
·
Ketuban Pecah Lama, yaitu bila Ibu telah mengeluarkan air
ketuban selama 24 jam
·
Ketuban Pecah pada Persalinan Kurang Bulan, yaitu Ibu
mengeluarkan air ketuban dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu
·
Ikterus, yaitu bila Ibu menngalami kelainan berupa sakit
kuning (kuku,sclera mata,kulit berwarna kuning)
·
Anemia Berat, yaitu bila kadar Hb dalam darah Ibu kurang
dari normal
·
Tanda/gejala Infeksi, misalnya bila Ibu mengalami panas tinggi
·
Preeclampsia/Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), ditandai
dengan tekanan darah dan kadar protein urine tinggi,disertai kejang
·
Tinggi Fundus Uteri 40 cm atau lebih, yaitu pembesaran rahim
yang melebihi normal
·
Gawat Janin, yaitu denyut jantung janin <100x/menit atau
>160x/menit
·
Primipara dalam Fase Aktif Persalinan, dengan Palpasi Kepala
Janin masih 5/5, atau dengan kata lain pada Ibu yang baru pertama kali akan
bersalin,kepala janin belum masuk panggul.
H.
Konsep
Molase Saat Persalinan
Konsep
molase saat persalinan adalah perubahan bentuk kepala sebagai
akibat penumpukan tulang tengkorak yang saling overlapping satu sama lain
karena belum menyatu dengan kokoh dan memungkinkan terjadinya pergeseran
sepanjang garis sambungnya. Molding melibatkan seluruh tengkorak kepala, dan
merupakan hasil dari tekanan yang dikenakan atas kepala janin oleh struktur
jalan lahir ibu. Sampai batas-batas tertentu, molding akan memungkinkan
diameter yang lebih besar bisa menjadi lebih kecil dan dengan demikian bisa
sesuai melalui panggul ibu.
I.
Mekanisme
Persalinan
a. Turunnya
kepala
Turunnya kepala dapat
dibagi dalam :
1. Masuknya
kepala dalam pintu atas panggul
Masuknya kepala janin
kedalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir
dari kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan
persalinan. Masuknya kepala janin ke dalam pintu ats panggul biasanya dengan
sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan.
2. Majunya
kepala
Pada primigravida
majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan
biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya, majunya kepala dan
masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Hal-hal yang
menyebabkan majunya kepala ialah : tekanan cairan intrauterine, tekanan
langsung oleh fundus pada bokong, kekuatan mengejan pada ibu, melurusnya badan
anak oleh perubahan bentuk rahim.
b. Fleksi
Dengan
majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas
lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambahnya fleksi ialah
bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir. Fleksi ini disebabkan
karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu
atas panggul, cervix, dinding panggul, atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan
ini ialah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar
dari moment yang menimbulkan defleksi.
c. Putaran
paksi dalam
Pemutaran
dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah janin dari bagian
depan memutar ke depan ke bawah sympisis. Pada presentasi belakang kepala
bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan
memutar ke depan dan ke bawah sympisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu dalam
persalinan untuk kelahiran kepala karena putaran paksi dalam merupakan suatu
usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya
bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.
Putaran paksi dalam tidak terjadi sendiri, tetapi selalu
bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke
bidang hodge III, kadang-kadang baru terjadi setelah kepala sampai ke dasar
panggul.
Sebab-sebab terjadinya
putaran paksi dalam ialah :
·
Pada letak fleksi,
bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala
·
Bagian terendah dari
kepala janin ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah depa atas
dimana terdapat hiatus genitalis antara m. Levator ani kiri dan kanan.
·
Ukuran terbesar dari
bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.
d. Ekstensi
Setelah
putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah
ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir
pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Jika ekstensi tidak terjadi, kepala aka
tertekan pada perineum dan menembusnya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang
satu mendesaknya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang
menolaknya ke atas. Resultannya adalah kekuatan ke arah depan atas. Setelah
subocciput tertahan pada pinggir bawah sympisis maka yang dapat maju karena
kekuatan tersebut di ats bagian yang berhadapan dengan subocciput, maka
lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi,
hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
e. Putaran
paksi luar
Setelah
kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber
ischiadicum. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang
sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter
anteroposterior dari pintu bawah panggul.
f. Ekspulsi
Setelah
putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah sympisis dan menjadi hypomoclion
untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya
seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Persalinan normal adalah peristiwa
lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus dengan presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa mengunakan alat pertolongan pada usia kehamilan
30-40 minggu atau lebih dengan berat badan bayi 2500 gram atau lebih dengan
lama persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi
uterus dan tenaga mengejan.
2. Teori-teori
sebab mulanya persalinan antara lain Penurunan hormon, distens rahim, iritasi mekanik,
induksi partus, serta teori prostaglandin.
3. Perubahan-perubahan
fisiologis yang terjadi pada persalinan meliputi perubahan kontraksi dinding
rahim, perubahan pada uterus, serta vagina.
4. Power,
passage, passanger, psykologis, dan penolong (5P) sangat menentukan apakah suatu persalinan
secara fisik dapat diprediksi akan berjalan lancar atau tidak.
5. Mekanisme
persalinan merupakan proses penurunan kepala janin yang ditandai dengan adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan (dilatasi) serviks, dan mendorong
janin keluar melalui jalan lahir.
6. Bidan
perlu mengetahui tentang penyulit serta persyaratan apa saja yang harus ada
pada pasien yang diperbolehkan melakukan persalinan normal, sehingga komplikasi
dapat ditangani secara cepat dan tepat.
B.
Saran
Semoga makalah tentang
persalinan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam memahami makna
persalinan yang sesungguhnya, hal-hal yang berpengaruh pada persalinan serta
perubahan apa saja yang terdapat pada saat persalinan. Penulis makalah berharap
mendapatkan kritik dan saran yangbersifat membangun dari para pembaca agar penyusuna makalah selanjutnya menjadi
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar,
R. (1998). Sinopsis Obstetri (Obstetri Fisiologi & Obstetri Patologi). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Fakultas
Kedokteran UNPAD.(1983). Obstetri
Fisiologi. Bandung: Eleman.
Prawirohardjo,
S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sumarah.
Dkk. (2008). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).
Yogyakarta: Fitra Maya.
Moore,
H. (2001). Esensial & Obstetri. Jakarta: Hipokrates.
Wulanda,
F.A. (2011). Biologi Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika
JNPK-KR.
(2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta.
Manuaba,
I.G. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana Untuk
Pendidika Bidan. Jakarta: EGC