Multi-styled Text Generator at TextSpace.net

Kamis, 02 Agustus 2012

Manajemen Varney Bayi Baru Lahir Normal



BAB I
PENDAHULUAN

I.              Latar Belakang
Di Indonesia angka kematian bayi dan ibu melahirkan masih tergolong tinggi yaitu mencapai 194/100.000 kelahiran hidup untuk angka kematian bayi pada tahun 1997. penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat terjadi hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang. Contoh lain misalnya kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya cairan lambung kedalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan pernafasan, kekurangan zat asam, dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdaraha otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang.
Ditinjau dari perkembangan dan pertumbuhan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, menjaga suhu tubuh bayi, terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah, pemberian air susu ibu (ASI) dalam rangka menurunkan angka kematian oleh karena diare. Pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu pertama oleh kondisi ibu waktu hamil dan melahirkan.
II.              Tujuan
a.       Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal menggunakan 7 langkah manajemen varney dan melakukan pendokumentasian secara komprehensif.
b.      Tujuan Khusus
1.      Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data baik data subjektif maupun data objektif pada bayi baru lahir
2.      Mahasiswa dapat menginterprestasikan data untuk menentukan diagnose kebidanan dan masalah pada bayi baru lahir  
3.      Mahasiswa dapat menentukan diagnose potensial berdasarkan interpestasi data
4.      Mahasiswa dapat melakukan tindakan segera sesuai kondisi pada bayi baru lahir
5.      Mahasiswa mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh
6.      Mahasiswa mampu melakukan tindakan yang telah direncanakan
7.      Mahasiswa dapat mengevaluasi asuhan kebidanan setelah melakukan  tindakan  yang dilakukan dari awal sampai akhir pada bayi baru lahir
III.            Manfaat
a.       Bagi Penulis
Dapat menanamkan pengetahuan penulis dalam memberikan dan mendokumentasikan asuhan kebidanan yang komprehensif pada bayi baru lahir
b.      Bagi Institusi pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan acuan dalam penyusunan dokumentasi asuhan kebidanan bayi baru lahir


BAB II
TINJAUAN TEORI

I.         KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR
a.       Pengertian
1)      Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir tepat pada waktunya, biasanya 39 minggu sampai 40 minggu dengan berat badan lahir antara 3000 sampai 3700 gram.
2)      Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir dari kehamilan 31 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2006 gram sampai 4000 gram.

b.      Ciri-ciri Bayi Normal
1)      Berat badan 2500 gr sampai 4000 gr
2)      Panjang badan lahir 48-50 cm
3)      Lingkar dada 32-34 cm
4)      Lingkar kepala 33-35 cm
5)      Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/ menit kemudian menurun sampai 120-140x/ menit
6)      Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernix coseosa
7)      Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
8)      Genetalia testis turun (pada bayi laki-laki), labia mayora sudah menutup labia minora (pada perempuan)
9)      Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

c.       Perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir
1.      Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah energi pada jam 3 pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak, bila karena sesuatu hal misalnya bayi mengalami, metabolisme asam lemak tidak memenuhi kebutuhan pada neonatus maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia.
2.      Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah dibanding suhu dalam rahim Ibu, apalagi bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25o C maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi sebanyak 200kal/ kg, BB/ menit. Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 nya.
3.      Perubahan pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan O2 dari pertukaran gas melalui paru-paru bayi. Bayi normal melalui pernafasan 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernafasan dan peredaran darah dapat digunakan Apgar Score, dapat juga dilihat dari frekuensi denyut jantung, pernafasan, wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh. Pernafasan bayi normal berkisar antar 30-60x/ menit
4.      Perubahan sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2 meningkat dan tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah tersebut meningkat. Hal ini mengakibatkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus talpus dipotong aliran darah dari plasenta melalui vena cava. Sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar kandungan

d.      Penanganan bayi baru lahir
1.      Membersihkan jalan nafas
2.      Memotong dan merawat Tali Pusat
3.      Mempertahankan Suhu tubuh Bayi
4.      Memberikan injeksi vitamin K
5.      Memberi obat/salep mata, untuk mencegah infeksi
6.      Identifikasi Bayi
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata, dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam keadaan krisis, dan dokter memberi intruksi khusus.

e.       Pengkajian Bayi Baru Lahir


Fisik
Nilai Apgar
0
1
2
Denyut jantung
Tidak ada
Kurang dari 100/menit
Lebih dari 100/menit
Upaya respirasi
Tidak ada
Nafas lambat dan tidak teratur
Baik menangis
Tonus otot
Lemah
Fleksi
Normal dengan gerakan
Respon terhadap stimulus
Tidak ada respon
Wajah menyeriangi
Respon baik dengan mengangis
Warna tubuh
Putih
Biru
Merah muda
f.       Penatalaksanaan pada Bayi Baru Lahir
1.      Pencegahan Infeksi, Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi saat melakukan penanganan bayi baru lahir, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut :
a.       Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
b.      Pakai sarung tangan bersih
c.       Pastikan semua peralatan termasuk klem, gunting dan benang tali pusat telah diinfeksi tingkat tinggi (steril)
d.      Pastikan semua pakain, handuk, selimut, serta kain untuk bayi telah dalam keadaan bersih
e.       Pastikan bahwa timbangan, pita ukur, temperatur, stetoskop dan benda-benda yang akan bersentuhan dengan bayi telah dalam keadaan bersih.
2.      Penilaian awal
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30 detik) jika bayi mengalami kesulitan bernafas, menangis lemah, lemas dan atau kulit berwarna pucat biru segea bersihkan asuhan untuk membantu memulai pernafasan.
3.      Pencegahan kehilangan nafas
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat mengalami kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipotermi meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat.

g.       Yang Perlu Dipantau Pada Bayi Baru Lahir
Pemantauan Tanda-tanda Vital
a.    Suhu badan bayi diukur melalui rectum atau ketiak
b.    Pada pernafasan normal, perut dan dada waktu inspirasi
c.    Nadi dapat dipantau di semua titik nadi perifer
d.    Tekanan darah hanya bila ada indikasi
Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda sebagai berikut :
a.       Sesak nafas
b.      Frekuensi pernafasan boxim
c.       Malas minum
d.      Panas atau suhu badan bayi rendah
e.       Gerak retraksi di dada
f.       Kurang aktif
g.      Berat lahir rendah (1500-2500) dengan kesulitan minum

II.                PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL
                        Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Varney, 1997). Menurut Helen Varney, proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan, yaitu :

1.      PENGKAJIAN DATA
Pengkajian merupakan langkah mengumpulkan semua data yang akurat dan lengkap dari  semua  sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan. Bidan dapat melakukan pengkajian dengan efektif, maka harus menggunakan format pengkajian yang terstandar agar pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan relevan. Pengkajian data dibagi menjadi:
a.       Data Subjektif
Data subjektif diperoleh dengan cara melakukan anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data pasien dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan, baik secara langsung pada pasien dalam hal ini ibu bayi maupun kepada keluarga pasien. Bagian penting dari anamnesa adalah data subjektif pasien bayi yang meliputi: biodata/identitas bayi  dan orang tua bayi,  alasan masuk dan keluhan, riwayat obstetri (riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu), riwayat kesehatan (kesehatan sekarang, kesehatan yang lalu, kesehatan keluarga), pola kebiasaan (pola makan dan minum, pola eliminasi, pola aktifitas dan istirahat, personal hygiene).
b.      Data Objektif
         Data objektif dapat diperoleh melalui pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda–tanda vital; dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
         Pemeriksaan fisik meliputi: pemeriksaan keadaan umum pasien, kesadaran pasien, tanda vital, kepala, , telinga, mulut, hidung, leher, dada, abdomen; ekstremitas (ekstremitas atas dan bawah), genetalia, punggung, anus, refleks (Moro, Rooting, Sucking, Tonic neck, Graphs), dan kulit.

2.      INTERPRETASI DATA
Interpretasi data merupakan identifikasi terhadap diagnosa, masalah dan kebutuhan pada bayi baru lahir  berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Pada langkah ini mencakup :
-          Menentukan keadaan normal.
-          Membedakan antara ketidaknyamanan dan kemungkinan komplikasi.
-          Identifikasi tanda dan gejala kemungkinan komplikasi.
Interpretasi data meliputi : Diagnosa kebidanan dan Masalah.
Diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar Nomenklatur (tata nama) diagnosa kebidanan, yaitu :
·         Diakui dan telah di di sahkan oleh profesi.
·         Berhubungan langsung dengan praktisi kebidanan.
·         Memiliki ciri khas kebidanan.
·         Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan.
·         Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Masalah dirumuskan bila bidan bila menemukan kesenjangan yang terjadi pada respon bayi baru lahir. Masalah ini terjadi belum termasuk dalam rumusan diagnosis yang ada, tetapi masalah tersebut membutuhan penanganan bidan, maka masalah dirumuskan setelah diagnosa. Permasalahan yang muncul merupakan pernyataan dariibu bayi, ditunjang dengan data dasar baik subjektif maupun objektif.
3.      TINDAKAN ANTISIPASI
Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang ada.

4.      TINDAKAN SEGERA
Setelah merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan segera yang harus dirumuskan untuk menyelamatkan bayi, tindakan segera ini dapat berupa secara mandiri, kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi bayi baru lahir tersebut.

5.      PERENCANAAN
Langkah ini ditentukan dari hasil kajian pada langkah sebelumnya. Jika ada informasi/data yang tidak lengkap bisa dilengkapi. Merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi yang sifatnya segera atau rutin. Rencana asuhan dibuat berdasarkan pertimbangan yang tepat, baik dari pengetahuan, teori yang up to date, dan divalidasikan dengan kebutuhan pasien. Penyusunan rencana asuhan sebaiknya melibatkan pasien. Sebelum pelaksanaan rencana asuhan, sebaiknya dilakukan kesepakatan antara bidan dan pasien ke dalam informed consent.

6.      PELAKSANAAN
Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama–sama dengan klien atau anggota tim kesehatan. Bila tindakan dilakukan oleh dokter atau tim kesehatan lain, bidan tetap memegang tanggung jawab untuk mengarahkan kesinambungan asuhan berikutnya. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.

7.      EVALUASI
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan. Evaluasi didasarkan pada harapan pasien yang diidentifikasi saat merencanakan asuhan kebidanan. Untuk mengetahui keberhasilan asuhan, bidan mempunyai pertimbangan tertentu antara lain: tujuan asuhan kebidanan, efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah, dan hasil asuhan kebidanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar