KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah tuhan semesta
alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-NYA kepada kita semua
karena dengan izin-Nya-lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Topik
Makalah kami adalah “Upaya
Promosi Kesehatan Pada Pranikah, Ibu Hamil Dan Ibu Bersalin”. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dimana masih terdapat
kekurangan-kekurangan yang tentunya masih diharapkan perbaikannya, oleh karena
itu kami mohon kritik dan saran dari dosen pembimbing serta teman-teman semua
guna perbaikan dan kesempurnaan isi makalah ini.
Terima
kasih kami ucapkan untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Yogyakarta,19 Mei 2012
Penulis
PENDAHULUAN
Kesehatan
merupakan kebutuhan dan
hak setiap insan agar dapat kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian
masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan
upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan
suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta
masyarakat.
Kemampuan
masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya sendiri dalam
mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan
pembinaan yang dilakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan
dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok
masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana dapat meningkat.
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar
peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka
mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi. Keberhasilan
pembangunan kesehatan tersebut memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih
dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sektor terkait termasuk swasta
dan masyarakat.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (prevent), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat
serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka diperlukan strategi
promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan khususnya
kepada masyarakat.
A. UPAYA
PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN PRANIKAH
Promosi kesehatan pranikah merupakan
suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada masyarakat reproduktif pranikah. Pelayanan
kebidanan diawali dengan pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Remaja
wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya.
Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan seksual yang sehat,
kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses
kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca
kehamilan. Promosi kesehatan pada masa pra nikah disampaikan kepada kelompok remaja wanita atau pada wanita yang akan
menikah.
Penyampaian nasehat tentang
kesehatan pada masa pranikah ini disesuaikan dengan tingkat intelektual para
calon ibu. Nasehat yang di berikan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti
karena informasi yang di berikan bersifat pribadi dan sensitif.
Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem reproduksinya segera di tangani. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan sosial remaja itu sendiri. Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek, perlu dikonsultasikan keahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang fasilitas pelayanannya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi kesehatah para remaja yang akan memasuki masa pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental remaja dalam memasuki masa perkawianan dan kehamilan.
Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem reproduksinya segera di tangani. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan sosial remaja itu sendiri. Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek, perlu dikonsultasikan keahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang fasilitas pelayanannya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi kesehatah para remaja yang akan memasuki masa pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental remaja dalam memasuki masa perkawianan dan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan bagi remaja
yang akan menikah sangat dianjurkan. Tujuan
dari pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini tentang kondisi
kesehatan para remaja. Bila di temukan penyakit atau kelainan di dalam diri
remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera dilakukan. Bila penyakit atau
kelainan tersebut tidak diatasi maka upayakan pada remaja
tersebut untuk berupaya
menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat atau menular kepada pasangannya.
Misalnya remaja yang menderita penyakit jantung, bila nantinya hamil secara teratur harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter. Remaja
yang menderita AIDS harus menjaga pasanganya agar tidak terkena virus HIV. Caranya
adalah di anjurkan menggunakan
kondom saat besrsenggama. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini
dapat dilakukan melalui kelompok atau kumpulan para remaja seperti karang
taruna, pramuka, organisaai wanita remaja dan sebagainya. Para remaja yang
terhimpun di dalam organisasi masyarakat
perlu diorganisasikan agar pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi
untuk menjadi istri dapat di lakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja terutama
wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada masalah gangguan kesehatan
(penyakit sistem reproduksi). Fakta perkembangan psikologis dan sosial perlu
diperhatikan dalam membina kesehatan remaja.
Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja.
Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja.
Bimbingan terhadap remaja antara
lain mencakup :
1.
Perkawinan yang sehat
Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut
kesehatan , menghadapi perkawinan, disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan
hanya sekedar hubungan antara suami dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk
menghasilkan keturunan. Bayi yang
dilahirkan adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
2.
Keluarga yang sehat
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan
cara mewujudkan serta membinanya. Keluarga yang
diidamkan adalah keluarga yang memiliki norma keluaga
kecil, bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan
2 anak. Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa
ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial
ekonominya mendukung kehidupan anggota keluarganya.dan mampu menabung untuk
persiapan masa depan. Selain itu keluarga sejahtera juga
dapat membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.
3.
Sistem reproduksi dan masalahnya
Tidak semua remaja memahami sistem reproduksi manusia.
Membicarakan sistem reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan remaja.
Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pada
masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan dijelaskan.Penjelasan juga
diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem reproduksi yang dijelaskan
seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi dan penyakit. Penyakit
sistem reproduksi yang dimaksud seperti penyakit-penyakiit hubungan seksual,
HIV /AIDS dan tumor.
4.
Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan
persalinan atau sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit yang memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang akan membahayakan dalam masa kehamilan atau persalianan. Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan. Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit yang memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang akan membahayakan dalam masa kehamilan atau persalianan. Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan. Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
5.
Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa
kehamilan dan persalinan. Akibat perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu
kesehatan, misalnya pada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya
benci terhadap seseorang (suami) atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan
dimungkinkan akibat perubahan perilaku.
Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan
jiwa mungkin terjadi.
Disamping hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja dan dikaitkan dengan kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja berkonsultasi atau memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja menyangkut bidang lain maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila remaja merasa ketakutan yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan dapat dirujuk kedokter spesialis jiwa atau ke psikolog. Bimbingan remaja dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang taruna , pramuka, organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda.
Disamping hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja dan dikaitkan dengan kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja berkonsultasi atau memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja menyangkut bidang lain maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila remaja merasa ketakutan yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan dapat dirujuk kedokter spesialis jiwa atau ke psikolog. Bimbingan remaja dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang taruna , pramuka, organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda.
Dalam
menghadapi proses perkawinan banyak hal ynag harus dipersiapkan oleh pasangan
calon pengantin. Baik fisik, mental maupun biaya. Bidan mempunyai peran sebagai
penyedia kesehatan antara lain dengan memberikan promosi kesehatan sebagai
berikut :
1.
Hakikat atau
manfaaat perkawinan
Hubungan suami
istri yang elibatkan aspek kejiwaan oleh karena itu sebuah pernikahan haruslah
sehat agar tercipta keharmonisan dalam rumah tangga.
Manfaat
perkawinan untuk kesehatan :
a.
Menikah dapat
mengurangi stress
Orang yang
sudah menikah memiliki kadar kortisol (hormon stress) yang lebih rendah di
bandingkan dengan orang yang belum menikah. Penelitian di laksanakan oleh
univercity of california dengan cara mengambil sempel air liur orang yang sudah
dan belum menikah
b.
Menikah dapat
mengurangi kemungkinan mengalami stroke
Studi
penelitian ini dilakukan oleh Tel aviv univercity yang menunjukkan pernikahan
yang bahagia bisa membentu mencegah stroke fatal pada pria.
c.
Menikah
menjauhkan seseorang dari depresi
Persoalan
terkadang membutuhkan tempat curhat, orang yang sudah mrnikah akan lebih mudah
menemukan teman curhatnya sehingga persoalan tidak lagi menjadi sebuah tekanan.
Berbeda dengan orang yang belum menikah, setiap masalah akan ia pendam sendiri
karena tidak menemukan teman curhat. Jika setiap permasalahan selalu terpendam
maka akan mengakibatkan rasa stress dan semakin meningkat menjadi depresi.
2.
Penyuluhan
pranikah
a.
Hakikat
perkawinan
b.
Persiapan
kehamilan pertama
c.
Pemeliharaan
kehamilan dan nifas
d.
Pemberian ASI
e.
Imunusasi
Imunisasi yang
diberikan adalan imunisasi tetenus toksoid (TT), yang diberikan menjelang hari
perkawinan.
f.
Keluarga
berencana
Pasangan muda
yang belum menikah informasi yang dikehendaki mungkin mengenai infeksi menular
seksual, informasi mengenai penjarangan kehamilan, dan penundaan kehamilan.
Petugas membentu klien membuat keputusan mengenai pilihannya , dan harus
tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau
menangguhkan menggunakan kontrasepsi. Dalam melakukan konseling, petugas
mengkaji apakah klien sudah mengenal jenis kontrasepsi termasuk keuntungan dan
kerugian, serta bagaimana menggunakannya. Konseling mengenai kontrasepsi yang
dipilih dimulai dengan mengenalkan berbagai jenis kontrasepsi dalam program KB.
Petugas mendorong klien untuk berfikir, melihat persamaan yang ada. Dan
membendingkan antar jenis kontrasepsi tersebut.dengan cara ini petugas membentu
klien mengambil suatu keputusan. Jika tidak ada halangan dalam bidang kesehatan
sebaiknya klien mempunyai pilihan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya. Bila
memilih pelayanan kontrasepsi yang sesuai dengan yang dipilihnya, klien akan
menggunakan kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih efektif.
3.
Persiapan calon
pengantin.
Dalam
pernikahan dua manusia dua pribadi akan dipersatukan oleh satu ikatan yang di
abadikan melalui pernikahan. Kedua pribadi ini masing-masing memiliki
kepribadian, keinginan, dan tujuan hidup sendiri. Persiapan-persiapan yang di
perlukan bagi calon penganten adalah sebagai berikut :
a.
Persiapan fisik
1)
Sehat
Pasangan calon
pengantin diharapkan sehat sehingga mampu menghasilkan keturunan yang sehat
pula. Jika diperlukan, pasangan calon pengantin dapat melakukan pemeriksaan
kesehatan secara umum sehimgga jika ditemukan salah satu pasangan mempunyai
penyakit pasangan yang lainnya mampu menerima keadaan pasangannya.
2)
Umur
Usia menikah
yang paling baik adalah dalam masa reproduksi sehat yaitu umur 20 tahun sampai
dengan 30 tahun. Hal ini dilakukan dalam upaya persiapan kehamilan sehingga
kehamilan nantinya bukanlah kehamilan dengan risiko.
3)
Istirahat dan
lain lain
b.
Persiapan
mental
1)
Nilai-nilai
agama
2)
Cinta kasih
3)
Sikap sosial
dalam keluaraga
4)
Keluarga
harmonis
5)
Menjaga
ketahanan keluarga
Hubungan antara
anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan baik. Hubungan yang baik
dan kesatuan sikap ayah dan ibu merupakan jalinan yang memberikan rasa aman dan
nyaman bagi anak-anak. Hubungan serasi ayah dan ibu memberi rasa tenang dan
keteladanan bagi anak, serta keluarga yang kelak dibentuknya. Anak yang
menghadapi masalah, baik kecil maupun besar mengidamkan tempat bernaung pada
orang tua yang menampung, yang diperolehnya melalui komunikasi yang baik.
Komunikasi terbentuk bila hubungan timbal balik selalu terjalin antara ayah ibu
dan anak.
c.
Persiapan
ekonomi
Sejalan dengan
tuntutan kebutuhan yang semakin hari semakin besar, maka diharapkan calon suami
telah mempunyai pekerjaan tetap agar dapat menafkahi seluruh anggota keluarga.
d.
Persiapan
perilaku : tidak merokok, tidak narkoba, dan sebagainya.
Dampak
fisiologis dari merokok adalah berupa dampak rokok terhadap fungsi kerja organ
tubuh akibat kandungan 4000 bahan kimia dimana 40 diantaranya merusak dan
menghancurkan sistem organ tubuh. Rokok juga memberikan dampak negatif terhadap
bukan perokok. Rokok yang di bakar, menghasilkan asap yang keluar duakali lebih
banyak dibanding asap yang dihisap oleh perokok. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa
kadar bahan berbahaya dari asap yang keluar ternyata lebih tinngi dibanding
asap yang dihisap perokok. Kadar CO sekitar 2-4 kali lebih tinggi, kadar
nikotin 2-3 kali lebih tinggi dan kadar nitrosamine 50 kali lebih tinggi.
Perokok pasif
akan menderita sakit karena terpapar bahan berbahaya dalam asap rokok. Perokok
pasif mempunyai kemungkinan terkena kanker paru 30% lebih tinggi dibanding yang
tidak terpapar asap rokok. Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa istri dari
seorang perokok mempunyai kemungkinan terkena kanker paru sebesar 20-50% lebih
tinggi dari istri bukan perokok.
Batuk pilek pada anak perokok 20-80% lebih sering dibanding anak bukan
perokok. Bronkitis pada anak perokok 2 kali lebih sering daripada anak bukan
perokok.
4.
Informasi lain
yang perlu diketahui adalah sebagai berikut
a.
Imunisasi TT
b.
Memahami jenis
kontrasepsi.
c.
Penyakit
menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS.
Setiap pasangan
yang datang ke pelayanan kesehatan hendaknya juga mendapatkan informasi tentang
PMS , bukan hanya jenisnya tetapi juga cara penuluarannya dan juga cara untuk
menghindarinya. Di harapkan setiap pasangan yang ingin menikah melakukan tes
HIV/AIDS terlebih dahulu sehingga dapat diketahui apakah pasangannya mengidap
HIV/AIDS atau tidak. Tujuannya adalah mendeteksi dan mencari jalan
pemecahannya.
d.
Penyakit
genetik : diabetes melitus, buta warna.
e.
Mengetahui
status gizi.
f.
Hak-hak
reproduksi : menentukan jumlah anak bukan hanya menjadi hak laki-laki, namun
juga hak perempuan. Hendaknya setiap pasangan membicarakan terlebih dahulu
berapa jumlah anak yang akan diinginkan kelak.
g.
Mengetahui alat
reproduksi.
B. UPAYA
PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN KEHAMILAN
1. Perencanaan dan pengaturan kehamilan
a. Merencanakan suatu kehamilan yang sehat dan aman.
Anak adalah anugerah yang selalu didambakan setiap pasangan yang telah
menikah, namun pada berbagai kondisi tidak semua pasangan yang telah menikah
ingin lalngsung memiliki anak. Ada yang ingin menunda karena alasan umur
(terlalu muda), ada juga yang belum siap memiliki anak baik lahir maupun
bathinnya. Pada saat inilah peran bidan untuk membantu dan mengarahkan dalam
menentukan waktu yang tepat untuk memiliki anak.
b. Mengatur kehamilan dengan alat kontrasepsi.
Alat kontrasepsi terdiri atas berbagai macam, mulai dari yang sederhana
hingga metode kontrasepsi mantap. Bidan dapat membantu pasangan untuk memilih
kontrasepsi mana yang lebih cocok. Jika ingin menunda kehamilan, maka dapat
diperkenankan berbagai jenis metode kontrasepsi hormonal, mulai dari pil
suntik, alat kontrasepsi bawah kulit(AKBK), dan alat kontrasepsi dalam
rahim(AKDR).
Hal lain, jika pasangan sudah tidak ingin punya anak lagi tapi belum mau
untuk kontrasepsi mantap, maka pasangan dapat dianjurkan untuk menggunakan
kontrasepsi AKDR.
2. Persiapan kehamilan dan saat kehamilan
a.
Tanda-tanda kehamilan.
1)
Tanda mungkin hamil
2)
Tanda pasti hamil
b.
Tujuan pemeriksaan kehamilan
c.
Pelayanan pada saat antenatal care (ANC)
Adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama
kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai
standar meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan)
pemeriksaan laboratorium khusus dan rutin, serta intervensi umum dan khusus
(sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri
atas :
1)
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2)
Ukur tekanan darah
3)
Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4)
Ukur tinggi fundus uteri
5)
Tentukan presentasi janin dan DJJ
6)
Skrining status imunisasi TT dan berikan imunisasi TT bila diperlukan
7)
Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8)
Tes laboratorium (rutin dan khusus)
9)
Tata laksana kasus
10) Temu wicara, termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi serta KB pascapersalinan.
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan golongan darah,
hemoglobin, protein urin, dan gula darah puasa. Pemeriksaan khusus dilakukan di
daerah prevalensi tinggi dan atau kelompok berisiko, pemeriksaan yang dilakukan
adalah hepatitis B, HIV, sifilis, malaria, tuberkolosis, cacingan dan thalasemia.
d.
Kehamilan risiko tinggi
Hal-hal yang termasuk ke dalam kelompok kehamilan risiko tinggi adalah :
1)
Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2)
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
3)
Pernah melahirkan dari 4 kali
4)
Mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu
5)
Tinggi badan kurang dari 145 cm
6)
Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
7)
Mempunyai penyakit menahun.
e.
Kunjungan ulang
Menurut WHO seorang ibu hamil minimal memeriksakan dirinya 4 kali selama
hamil yaitu 1 kali trimester 1 (saat ia merasa bahwa ia hamil), 1 kali pada
trimester 2. Dan 2 kali pada trimester 3. Tenaga kesehatan yang berkompeten
memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil adalah dokter spesialis
kebidanan, dokter, bidan, dan perawat.
f.
Tempat dan penolong persalinan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan
yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Pada kenyataannya
di lapangan masih ada penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan dan
dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan yang kompeten
memberikan pelayanan pertolongan persalinan adalah dokter spesialis kebidanan,
dokter, dan bidan.
g. Senam hamil
h. Perawatan payudara
i.
Kehamilan yang tidak diinginkan
3.
Peranan gizi
a. Asupan gizi seimbang
b. Masalah yang timbul akibat kekurangan gizi
4.
Peranan suami
a. Dukungan suami semasa kehamilan
b. Peran suami dalam mendukung pola makan bagi ibu
c. Dukung psikologis
d. Dukungan fisik yaitu suami siaga
e.
Dukungan ekonomi
C. UPAYA
PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN IBU BERSALIN
1. Mengkaji
Kesejahteraan Wanita Selama Persalinan
Ketika
wanita persalinannya spontan, biasanya wanita tersebut
yang memulai perawatannya sendiri, baik
dengan meminta penolong kelahiran datang atau dengan melakukan persiapan ke
fasilitas kesehatan. Tanggung jawab penolong persalinan untuk mengkaji
perawatan yang paling tepat pada awal persalinan telah dibicarakan dan
pentingnya pemberian dukungan sepanjang persalinan. Di manapun kelahiran
terjadi, terbinanya hubungan yang baik antara wanita dan pemberi perawatan
sangat penting baik mereka pernah atau belum bertemu sebelumnya. Kualitas
penerimaan yang di tawarkan kepada wanita yang mencari perawatan institusi akan
sangat menentukan tingkat kepercayaan yang di berikan oleh wanita tersebut dan
keluarganya kepada pemberi perawatan.
Selama
persalinan dan melahirkan, kesejahteraan fisik dan emosional wanita harus di
kaji secara teratur, meliputi pengukuran suhu, nadi, dan tekanan darah,
memeriksa asupan cairan dan keluaran urine, mengkaji nyeri dan kebutuhan akan
dukungan. Pemantauan ini harus di pertahankan sampai proses kelahiran berakhir.
Pengkajian kesejahteraan wanita juga di lakukan dengan memperhatikan privasi
selama persalinan, menghormati orang yang di pilih untuk menyertainya, dan
menghindari kehadiran orang yang tidak perlu dalam ruang bersalin.
2.
Prosedur Rutin
Persiapan kelahiran saat masuk rumah
sakit atau pusat kesehatan sering kali meliputi beberapa prosedur ” rutin “.
Seperti mengukur suhu, nadi dan tekanan darah, enema. Prosedur rutin ini tidak
boleh di hilangkan meskipun hal tersebut harus di perkenalkan dan di jelaskan
kepada wanita dan pasangannya karena untuk mencegah atau mendeteksi secara dini
komplikasi yang mungkin dapat terjadi.
3.
Nutrisi
Nutrisi adalah subjek yang sangat
penting dan pada saat yang sama sangat bervariasi. Pendekatan yang tepat
tampaknya tidak menghambat keinginan wanita untuk makan dan minum selama
persalinan dan melahirkan. Namun ada
beberapa ibu yang menghadapi persalinan dengan ketakutan yang luar biasa. Dengan
dilakukan promosi kesehatan tentang nutrisi pada ibu bersalin inilah di
harapkan akan mampu mengurangi rutinitas pemenuhan nutrisi dengan ketakutan
makan makanan tertentu.
4.
Tempat Melahirkan
Praktik persalinan dirumah yang
benar memerlukan beberapa persiapan yang esensial. Penolong persalinan harus
memastikan bahwa tersedia air bersih dan ruangan untuk tempat melahirkan yang
hangat. Mencuci tangan harus di lakukan dengan cermat. Pakaian atau handuk
hangat harus di siapkan untuk membungkus bayi agar tetap hangat. Jadi paling
tidak harus ada beberapa bentuk peralatan melahirkan yang bersih sesuai
rekomendasi WHO, yang bertujuan menciptakan lapangan persalinan sebersih
mungkin dan memberi perawatan tali pusat yang adekuat.
5.
Nyeri Persalinan
Hampir semua
wanita mengalami nyeri selama persalinan, tetapi respon setiap wanita terhadap
nyeri persalinan berbeda-beda. Ada beberapa metode non-invasif sekaligus
non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat digunakan selama
persalinan. Banyak wanita merasa nyeri berkurang dengan mandi, sentuhan dan
pijatan. Ada pula wanita yang mengatasi nyeri dengan cara relaksasi yang di
lakukan secara verba, menjauhkan wanita dari nyerinya secara hipnotis, musik
dan umpan balik biologic. Semua budaya mempunyai cara
masing-masing untuk membantu dan memimpin persalinan. Beberapa budaya tersebut
menjelaskan kebiasaannya dengan mitos dalam
keluarga, bidan mencoba memberi penjelasan yang lebih masuk akal tentang sistem yang di
terapkan. Ciri umum dari metode-metode ini adalah pemberian perhatian yang
intens kepada wanita selama persalinan dan melahirkan. Mungkin inilah alasan
mengapa begitu banyak wanita hamil merasa metode ini nyaman dan banyak membantu.
Pelatihan dalam melakukan konseling atau promosi kesehatan dan keterampilan
komunikasi interpersonal sangat penting untuk semua yang merawat wanita usia
reproduktif (Kwast, 1995).
6.
Kebersihan
Di manapun proses persalinan dan
melahirkan ditangani, kebersihan adalah kebutuhan yang paling penting dan
utama. Sterilisasi yang biasa di gunakan di kamar operasi tidak diperlukan
tetapi kuku harus pendek dan bersih serta tangan
harus di cuci dengan air dan sabun
secara cermat. Beberapa tindakan harus diambil selama persalinan untuk mencegah
kemungkinan infeksi pada wanita dan penolong
persalinan. Tindakan ini meliputi penghindaran kontak langsung dengan darah dan
cairan tubuh lain, penggunaan sarung tangan selama pemeriksaan vagina dan pelahiran
bayi, serta dalam penanganan plasenta.
Penting untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan mempertahankan
teknik invasif misalnya episiotomi seminimal mungkin dan jika melakukan
perawatan tambahan.
DAFTAR PUSTAKA
Novita, Nesi.
Franciska,Y. (2011). Promosi Kesehatan dalam
Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika